Sabtu, 06 Februari 2010

Persekutuan Kerja-sama Antar Gereja Indonesia

Persekutuan Kerja Sama Antar Gereja-gereja Indonesia
(PEKAGI)


Kembalinya munculnya organisai kerjsama antar gereja untuk menjalin kebersamaan. menambah bukti akan kerinduan para hamba Tuhan untuk terwujudnya kebersamaan kesatuan, kerjasama antar hamba Tuhan. Ini menjawab berbagai permasalahan birokrasi antar gereja yang memperumit kerja sama, PEKAGI membangun kebersamaan antar gereja-gereja di Indonesia.

Penggagas dan Pendiri PEKAGI adalah hamba Tuhan Paulus Lumoindong almarhum berjuang hingga berdirinya PEKAGI sehingga semakin eratnya kerja-sama antar gereja di Indonesia, dalam menjawab berbagai tantangan pelayanan.

PEKAGI yang berpusat di Manado setelah beliau wafat kemudian mandek selama beberapa tahun, kini sejak tahun 2001 kembali menjalin kerja-sama setelah David DS Lumoindong (putra Paulus Lumoindong) menggalang kerja sama antar gereja dan pelayanan yang berpusat di Sulawesi Utara.

di bawah kordinasi David DS Lumoindong PEKAGI kembali bangkit menjadi wujud pelayanan Tubuh Kristus.

Pelayanan kasih JEMAAT PENTAKOSTA INDONESIA

Pelayanan kasih JEMAAT PENTAKOSTA INDONESIA Pelayanan yang memberi perhatian terhadap kebutuhan jasmani umat. Karena gereja adalah orangnya bukan bangunan, maka yang terlebih penting adalah pembangunan manusianya, jika jemaat secara jasmani kebutuhan pokoknya terpenuhi maka ia akan lebih banyak waktu disediakan bagi hal rohani dibandingkan yang sangat kekurangan. Khotbah Yahshua (Jesus) pada lima ribu pria dewasa selama beberapa hari, setelah melihat umat membutuhkan makanan, maka ia memberi penegasan pada para rasul (pemimpin gereja) katanya : "Kamu HARUS memberi mereka MAKAN" hal ini bukan hanya rohaniah tetapi secara ril Ia wujudkan dengan pengadaan makanan roti jasmani. Yahshua memberi contoh dan Ia sebagai guru yang mengajarkan kebenaran sebagai doktrin gereja yang seharusnya diterapkan dalam gereja. Hal ini juga ternyata terus dipraktekkan para rasul dalam gereja yang dipimpin mereka, hal ini dapat dilihat pada kisah para rasul, dikatakan "jemaat tidak seorangpun berkurangan" bahkan selanjutnya disebutkan karena perhatian hal kebutuhan jasmani menjadi bagian tugas gereja maka diangkatlah 7 diaken untuk menangani khusus hal ini. Pelayanan sosial menjadi tanggung jawab gereja, bukan hanya dikerjakan setahun sekali tapi menjadi salah satu tugas utama. Pelayanan perawatan orang sakit, penyediaan sembako, pakaian, rumah bahkan pekerjaan jemaat seharusnya gereja dapat memberikan solusi. Hal ini yang menjadi dasar dan praktek pelayanan Jemaat Pentakosta Indonesia dalam melayani umat. Selamat berjuang para pahlawan Yahweh. Weshalom Cohen JPI